Pada tanggal 9–10 Oktober 2025, ASEAN Quality Assurance Network (AQAN) menyelenggarakan Forum dan General Assembly di Diamond Hotel Manila, Filipina. Kegiatan ini dihadiri oleh para pemimpin lembaga jaminan mutu pendidikan tinggi, perwakilan universitas, serta pembuat kebijakan dari seluruh negara ASEAN. Perwakilan Indonesia yang menghadiri forum tersebut yaitu LAM-PTKes / IAAHEH. Forum ini menjadi wadah strategis untuk memperkuat kerja sama antarnegara dalam pengembangan dan harmonisasi sistem jaminan mutu pendidikan tinggi di kawasan Asia Tenggara. Melalui berbagai sesi diskusi dan pertemuan pleno, para peserta membahas arah kebijakan baru dalam penguatan tata kelola, sistem evaluasi mutu, serta pengakuan lintas negara terhadap standar pendidikan tinggi.
Acara dibuka secara resmi oleh perwakilan Commission on Higher Education (CHED) Filipina, yang menekankan pentingnya membangun “trust in quality assurance” atau kepercayaan terhadap mutu sebagai fondasi utama sistem pendidikan tinggi. Forum juga menjadi momentum peluncuran kerangka strategis AQAN 2028 (RISE 2028) yang menyoroti empat pilar utama: Regional Integration, Innovation, Sustainability, dan Empowerment. Melalui inisiatif ini, AQAN menegaskan komitmennya untuk membangun sistem jaminan mutu yang inklusif, adaptif, dan relevan dengan perubahan global. Selain itu, dilakukan pula penandatanganan kerja sama antara AQAN, ASEAN University Network (AUN), dan SEAMEO RIHED guna memperkuat kolaborasi regional di bidang pendidikan tinggi.
Hasil dari pertemuan ini menegaskan bahwa jaminan mutu bukan sekadar proses evaluasi administratif, tetapi juga instrumen untuk membangun kepercayaan publik terhadap kompetensi lulusan dan integritas institusi pendidikan. Forum menyoroti pentingnya inklusivitas dalam pengembangan QA di kawasan ASEAN, agar seluruh institusi—baik yang sudah mapan maupun yang masih berkembang—memiliki kesempatan untuk tumbuh bersama. Bagi Indonesia, keikutsertaan dalam kegiatan ini menjadi peluang penting untuk memperluas kolaborasi internasional, memperkuat sistem jaminan mutu internal, serta mempercepat proses internasionalisasi pendidikan tinggi.
